Laskar Pelangi...

Kredit gambar: www.flixster.com

Kelmarin tepat jam 12 malam, aku melangkah ke kamar tidur, merebahkan diri, memejamkan mata rapat-rapat, persis tidak membenarkan walau sedikit pun cahaya menerobos kelopak mata ini. Sudah 3 malam, ya, 3 malam waktu tidurku seolah-olah terevolusi, minda ini hanya akan berehat pada waktu ayam jantan berkokok menyambut sinar mentari pagi..Aku lelah, aku butuhkan waktu tidurku yang dahulu…

Lelah berpusing dan memejamkan mata dengan tidur yang palsu, aku bingkas, mengambil ‘teman baikku’..sebuah alat yang ciptaan manusia yang digelar komputer riba…yang punya seribu satu cerita tentang diriku, tentang kenanganku, tentang sahabat-sahabatku dan tentang semua..aku memilih satu cerita..sebuah karya Andrea Hirata..Laskar Pelangi..aku tidak pasti jika novel ini sudah berada di pasaran Malaysia, kerna sudah lama aku tidak menjejakkan kaki ke toko-toko buku. Novel ini aku peroleh ketika melayari internet, mencari bahan baca yang diklasifikasikan di bawah tajuk novel, menaip daftar kata ‘novel islami’.

Aku membaca satu persatu bait-bait yang tertulis..walau kadang-kadang bacaanku terganggu, kerana istilah-istilah Indonesia yang tidak aku mengerti, namun masih bisa kutafsir maknanya setelah sepotong ayat lengkap kubaca.

Dari satu bab ke satu bab aku terus membaca, kisahnya semakin menarik, setiap karakter dibayangkan dengan jelas, mudah untuk aku membayangkan karakter-karakter di dalam novel islami ini.

Berlatar belakangkan kehidupan di sebuah pulau yang dinamakan Pulau Belitong, sebuah pulau di mana buta huruf bukanlah suatu perkara yang janggal, pulau di mana kanak-kanak adalah kuli, pulau di mana beza kaya dan miskin ibarat bumi dan petala langit ketujuh, pulau di mana korupsi berleluasa, pulau di mana pelajaran adalah yang kedua atas beberapa sebab; pertama, nyokap atau ibu bapa yang tiada biaya untuk menitip anak-anak ke sekolah; kedua, menjadikan anak-anak mereka sebagai kuli di pasar atau di mana tenaga muda mereka diperlukan adalah lebih baik untuk menampung sebuah keluarga.

Kisah tentang dua orang guru, yang gigih mahu mempertahankan sebuah sekolah dasar atau di sini gelaran yang lebih koman adalah sekolah rendah atau sekolah kebangsaan yang hampir dibubar jika gagal meraih 10 orang murid untuk sesi kali ini. Kisah dua orang guru yang mahu menabur bakti Lillahi Ta’ala membantu anak-anak yang tidak mampu membiayai pendidikan mengenal ilmu walau hanya menerima gaji 15 kilo beras setiap bulan.

Kisah 10 orang pelajar yang amat cekal walau beemastautin di sebuah pulau yang miskin dan menuntut ilmu di dalam sebuah bangunan yang akan roboh walau hanya ditabrak seekor kambing. Menuntut ilmu dalam sebuah 'kotak' beratap lompong dengan cahaya matahari menerobos membakar kulit, air hujan membasahi tubuh (sehingga terkadang berpayung atau memakai baju hujan di dalam kelas). Namun, tersihir dengan kata-kata salah seorang guru mereka 'Pantang menyerah kalah' yang ditiupkan oleh guru mereka ke dalam hati masing-masing, mereka terus berada di situ. Demi I.L.M.U yang bisa merubah hidup mereka, keluarga dan pulau itu.

Fuh, hanya setakat itu yang bisa aku coretkan kali ini. Masih bersisa helaian yang belum aku baca. Namun aku yakin ini sebuah ceritera yang menarik.

*Novel ini telahpun diangkat menjadi sebuah filem, Laskar Pelangi. Baru ditayangkan di bioskop-bioskop di Indonesia pada 2 September 2008. Tidak sabar menantikan tayangannya di Malaysia. Lagunya temanya, Laskar Pelangi (Nidji) mempunyai maksud yang amat mendalam, tentang cita-cita, tentang mimpi, tentang hidup, tentang cinta dan tentang keyakinan dan kesyukuran walau hidup tak seindah surga.

~jika kalian mahu, aku akan titipkan novel ini ke mel elektronik kalian~